Sabtu, 15 Oktober 2011

(mungkin)


(how to think) bukan (what to think) Pendidikan yang ideal tidak hanya menekankan how to think atau what to think, tapi lebih luas yang memuat keduanya. Seperti thinking skills, creative thinking, atau critical thinking. ‎"process oriented-not result oriented".  Atau mungkin kita bimbing, arahkan, dan rangsang kingintahuan mereka, bukan mendikte mereka (mungkin). Belajar bukan bagaimana menjadikan mereka subjek. Belajar adalah proses melebur bersama mereka dalam mendapatkan sesuatu yang baru yang akan pengetahuan untuk hidup mereka (kita).

Senin, 10 Oktober 2011

defensif (tanda tanya)


Denial adalah mekanisme penolakan dari dalam diri atas sesuatu. Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan. Denial beroperasi pada taraf preconscius atau conscius. Menghindari dan menyangkal !!! saya ?? mungkin.

Senin, 15 Agustus 2011

God

"Saya percaya kepada Tuhan, tapi bukan sebagai sesuatu, bukan sebagai orang tua di langit. Saya percaya bahwa apa yang disebut sebagai Tuhan adalah sesuatu dalam diri kita semua. Saya percaya bahwa apa yang Yesus, Muhammad, Buddha dan semua sepertinya berkata benar. Hanya terjemahannya yang salah."

kapitalisme dalam proses kerja


‘itu kan produk kapital…’ lalu semua tertawa. Dan tanpa tersadar selagi kita mengunjingkan tetapi kita masi membutuhkan dan menggantungkan pada area kenyamanan kapitalisme. Setiap orang sudah terlalu paham dalam semua dunia kerja ataupun selepas itu bertujuan untuk meraih penghargaan dalam bentuk “UPAH”. Mereka terkadang melupakan proses (termasuk saya, kadang sih) dalam rentang waktu selama bergelut dengan kerjanya. Bisa membeli ini itu, bisa membayar ini itu, bisa memberi ini itu dan bisa menjadi perantara antara individu dengan kebutuhan. Itu adalah esensial upah bagi manusia. Kapitalisme bertendensi untuk menekan serendah-rendahnya biaya produksi dan meningkatkan perolehan laba.

Belum lagi investasi dijaman sekarang yang menandalkan teknologi, membuat pembagian kerja semakin kompleks, akibatnya manusia menjadi semakin terdikotomikan. Dengan spesialisasi keahlian di dalam intensnya proses kerja yang menyita sebagian besar waktu hidup manusia, maka hal itu rentan membuat manusia terjebak menjadi individu yang berorientasi teknis-praktikal tanpa disertai wawasan filsafati yang berguna sebagai pemerkaya jiwa manusia serta fondasi dalam memaknai dan meningkatkan kualitas kehidupan itu sendiri.

Penentuan distribusi kekayaan yang berada di tangan mereka yang memiliki modal, bukan mereka yang menghasilkannya, serta tendensi persaingan di dalam kapitalisme, menjadi faktor utama yang memungkinkan intensifikasi dan pembagian kerja memiliki dampak yang merugikan bagi pekerja, seperti beban kerja yang seringkali di luar batas kemanusiaan, dan represi atas potensi kreativitas manusia.

Jangan berkata anti kapitalisme kalau kita masih terjerembak di dalam sekitaran lingkungan itu.
*meracau

Rabu, 13 Juli 2011

Hidupmu menurutmu…

Tertarik dengan salah satu judul note yang baru saja saya baca 
"Life is about act not thought!"
Memang bener juga sih kalau yang namanya hidup itu tentang tindakan, bukan hanya tentang pemikiran-pemikiran yang jatuhnya sia-sia aja kalau tidak ada realisasinya. Namun, terkadang tindakan yang tepat justru lahir dari pemikiran-pemikiran mendalam yang direalisasikan tentunya. Walaupun kadang pemikiran kita berbada dengan yang lain, jangan malu untuk mengakuinya dan merealisaikannya. Kadang yang susah ya itu dia “mengakui bahwa memang pemikiran kita berbeda”.

Saya menemukan quotation yang benar-benar bagus dan mengena sekali. Kutipan itu kurang lebih seperti ini;
“Kuat itu bukan tentang tidak pernah menangis ataupun mengeluh, tapi kuat itu lebih ke apa yang akan kita lakukan setelah kita menangis atau mengeluh itu.”
Ohhhh, itu hamper mirip dengan saya. Maksudnya sampai sekarang saya masih sering dan gampang sekali menangis. Masih sering lupa dan gampang mengeluh.

Berbicara tentang kuat, saya terkadang bingung sendiri.
Patokan untuk seseorang disebut dengan kuat sekarang ini apa?
Bisa angkat galon aqua?
Atau ga tidur 2 hari 2 malam termasuk bisa dikatakan kuat?
Ga makan seharian?
Makan beling?
Atau bahkan ngomong 2 jam tanpa berhenti juga dikatakan kuat?

Banyak orang yang menyemangati saya untuk menjadi kuat sekarang ini (tapi kadang juga saya yang menyemangati teman-teman disekitar saya untuk kuat).
Saya pun tak lupa untuk selalu berdoa dan meminta kepada Tuhan saya agar selalu dijadikan lebih kuat di tiap harinya.
Nah….
Tapi, sejujurnya kuat yang gimana yang harus saya realisasikan?
Kuat dengan ga pernah nangis gitu? Lah kalau memang saya sedang sedih apa saya ga boleh nangis? Padahal nangis itu kan sehat, indah, dan jujur. Nangis tidak selalu diidentikkan dengan kalah atau lemah kok.
Atau kuat dengan selalu tersenyum? Lah kalau saya sedang sakit gigi apa saya harus tetap tersenyum? Yang ada malah bakalan bikin bete. Bête, suntuk, cemberut, egois itu boleh kok asal kadarnya tidak berlebihan (dikit ajah) hehhee…

 “Kuat itu bukan tentang tidak pernah menangis ataupun mengeluh, tapi kuat itu lebih ke apa yang akan kita lakukan setelah kita menangis atau mengeluh itu.”

Jadi, boleh nangis, boleh ga selalu tersenyum, tapi cukup sebentar aja dan jadikan konsumsi pribadi (nah terus terang ini yang masi agak susah, dan saya belajar untuk mulai berubah).
Orang disekitar kita berhak liat yang ceria-ceria disekitarnya.
Jadi, setelah sebentar saja jadi orang yang “lemah” , yuk berubah lagi jadi orang yang “kuat”.
Meskipun terkadang ga segampang yang dibayangin.

Selasa, 12 Juli 2011

terjebak

aku..
terjebak dalam kurungan angka
terjebak dalam kurungan kurva
terjebak dalam kurungan bayangan
terjebak dalam kurungan nama

fuhh



menerima apa adanya bukan berarti tidak belajar untuk berubah menjadi lebih baik. berubah bukan untuk menngatahui seberapa banyak, tetapi untuk mengerti seberapa banyak.

Selasa, 21 Juni 2011

!!

sya punya teman baru orangnya pinter, baik, aneh, manja, nyebelin dan Ish.
hai babycu hihiii :p

HaiL

hallo blueblushing....
hallo blushing....
hallo semuaa....

Setelah beberapa lama saya perhatikan ternyata dibutuhakn pengalaman bukan sekedar kepintaran....

Kamis, 26 Mei 2011

Menganalisis !!!


Menganilisis yang cukup aneh tapi lucu. Sambil tiduran santai akibat kelelahan dan kegerimisan. Kita sangat menikmatai suasana malam itu. Larut dengan pembicaraan dengan topik yang sangat sering dibahas tetapi sepertinya mereka ga pernah bosan. Sesekali gelak tawa hingar bingar terdengar. Mereka terlalu sibuk membahas sesuatu hal yang berhubungan dengan keadaan sekitar kamar saya. Mulai dari note-note yang saya jadikan wallpaper laptop, setiap kata-kata yang keluar dari mulut saya, ekspresi saya, isi blog saya. Semua hal yang memang berhubungan dengan saya dan memang disengaja dijadikan bahan ‘analisis’ mereka.

Tapi yang paling menyita perhatian saya, ketika mereka mengansalisis tentang tagline blog saya “Life, Love, Like, Lie, Lost, Live”. Sebuaha tagline yang sebenarnya tidak ada makna khusus. Secara saya sangat spontan sekali merangkai kata-kata itu. Tapi bagi mereka tagline itu dijadikan sesuatu yang benar-benar bikin saya tercengan dan berpikir. Seakan mereka membentuk konsep bahwa memang itu (sesuai analisis mereka) adalah dasar pemikiran dan akhirnya terbentuklah rangkaian kata-kata itu. Lantas kita pun tertawa riuh pikuk.

Saya mulai berpikir lagi, lagi .... 
Bagaimana mereka bisa menganalisis dan bisa dengan mudahnya mempatenkan hasil analisis mereka. Sungguh aneh tapi nyata. Ketika melewati suatu tahap dalam hidup, ada kalanya kita merasakan jenuh. Di saat itulah saya membutuhkan ‘analisis-analisis’ mereka. Dan terutama disaat sesuatau yang kita harapkan benar-benar terjadi, merekalah tempat saya berbagi. Dan menganalisis kembali tentang apa yang sudah terjadi.

Jangan takut untuk menerima analisis (pemikiran) orang lain yang  bersangkutan tentang diri kita. Walaupun banyak cara dan macam mereka menyampaikan hasil analisisnya, ada yang dengan bahasa malaikat tetapi tidak banyak pula yang menggunakan bahasa buas. Semua itu kembali ke diri kita masing-masing. Dan bagaimana kita menerima dan menyikapi hasil analisis mereka. Tapi pada dasarnya orang-orang disekitar kita ingin melihat kita lebih bisa berlari, dan bergerak dari titik diam kita. 

Mereka semua sayang saya, saya pun juga....